Tak hanya tempat wisata, Kepulauan Raja Ampat juga mempunyai beberapa are khusus di dalamnya. Area-area tersebut bisa berupa area khusus menyelam, tempat konservasi penyu, ataupun pos konservasi hiu jinak/hiu paus. Salah satu area tersebut adalah Teluk Cendrawasih—tepatnya di sebelah utara Teluk Cendrawasih—merupakan area konservasi hiu paus. Hiu paus atau Rhincodon typus sendiri merupakan spesies hiuk terbesar di dunia dan juga termasuk ke dalam spesies hiu yang jinak.
Saking jinaknya, hiu pus ini tak segan berinteraksi dengan para warga di sekitar Teluk Cendrawasih dan juga dengan para wisatawan. Spesies hiu jinak ini biasanya muncul di sekitar bagan atau rumah terapung tempat menangkap ikan yang ada di sekitaran Teluk Cendrawasih (atau tepatnya di Desa Kwantisore). Karena jinak, maka wisatawan bisa ikut berenang bersama dengan ikan-ikan hiu paus tersebut. Adapun waktu terbaik untuk bisa melihat sekalius berenang bersama dengan para hiu paus tersebut adalah pada bulan Mei hingga Oktober.
Menurut Bambang Supriyanto yang dilansir dari laman detik.com, hiu sepanjang 14 meter ini dulunya merupakan hewan buruan warga sekitar. Namun, setelah pihak Kemenhut dan WWF Indonesia melakukan kerja sama dengan pihak Taman Nasional, maka hewan tersebut kini dilindungi dan diletakkan di sebuah pos konservasi di daerah Teluk Cendrawasih, tepatnya di Desa Kwantisore.
Sejumlah akomodasi tersedia di pos konservasi hiu paus ini yang dapat memudahkan sekaligus memberikan kenyaman bagi para wisatawan. Adapun beberapa akomodasi itu antara lain fasilitas menyelam yang dioperatori oleh Pearl of Papua dan Papua Diving. Semua anggota operator tersebut merupakan warga lokal di sekitar pos konservasi.
Untuk bisa menyambangi pos konservasi ini, wisatawan bisa menaiki pesawat dari beberapa kota khusus, yaitu: Jakarta, Surabaya, dan juga Denpasar. Setelah menaiki pesawat dari salah satu kota tersebut, wisatawan lalu akan transit ke Biak. Seusai transit dari Biak, wisatawan pun akan naik pesawat lagi dan kemudian transitb lagidi Manokwari atau Nabire. Setelah transit di salah satu kota tersebut, wisatawan lalu akan melanjutkan perjalanan ke pos konservasi hiu paus tersebut dengan menggunakan perahu motor selama kurang lebih 3 jam.