Desa Ambarita atau yang juga dikenal dengan nama Huta Siallagan, yang sebenarnya mengacup ada salah satu lokasi di dalam desa, adalah kampung yang memiliki peninggalans ejarah Batak serta beberapa artefak dari era megalitikum. Desa ini berada di kecamatan Simanindo, kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Area Huta Siallagan yang berada di dalam desa Ambarita masih memiliki peninggalan batu-batu berbentu kursi, meja, juga patung manusia yang disebut merupakan representasi kehidupan masa Batak kuno yang menganut agama Parmalim. Selain itu ada juga lokasi di dekatnya yang merupakan lokasi eksekusi hukuman penggal. Tubuh terhukum kemudian akan dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar untuk dimakan.
Berada di pintu gerbang, ini merupakan patung besar yang dipercaya merupakan penjaga dan penolak roh jahat agar tidak masuk ke kampung.
Ini adalah lokasi yang penuh dengan peninggalan sejarah Batak kuno. Huta sendiri berarti kampung. Tempat ini dulu dihuni oleh marga Siallagan dan dipimpin oleh raja bernama sama. Beberapa peninggalan sejarahnya adalah delapan rumah adat Batak yang berjejer dan diperkiran sudah berusia ratusan tahun. Ada juga Batu Persidangan yang diperkirakan digunakan sebagai eksekusi hukuman pancung.
Adalah pohon besar di lokasi Huta Siallagan yang diperkirakan sudah setuausia kampung sendiri. Pohon ini disebut sebagai pohon yang melambangkan kebenaran dan keadilan serta berkaitan erat dengan pendirian Huta Siallagan.
Makam raja berada di sebelah utara Huta Siallagan berdekatan dengan batu kursi yang dulu digunakan untuk pertemuan oleh keluarga Siallagan. Desa Ambarita juga memiliki pemandu wisata dengan tarif suka rela yang bersedia menjelaskan lebih banyak.
Untuk menuju ke desa Ambarita, pengunjung bisa menggunakan kapal yang perjalanannya memakan waktu selama 20 menit dari Pelabuhan Tomok. Sementara bilaingin berjalan kaki sembari menikmati pemandangan Pulau Samosir, perjalanannya sekitar satu jam dari Tuktuk. Desaini berlokasi sekitar 3 km di barat lautTuk Tuk dan 5 km dari Tomok.